-My Future My Obsession – sudah terbayang apa obsesi kalian di masa depan? Atau mungkin imaginasi hidup kita di masa depan? Berpuluh gambar poster di dinding Hall IKCC Sebelah selatan mungkin bisa memberikan gambaran buat kalian.
Poster-poster tersebut nampak begitu mengesankan dengan imaginer unik dari para peserta lomba poster. Bahan kaus sepertinya sama sekali tidak menyulitkan mereka dalam berkarya.
Terbukti dengan warna yang nampak hidup dan utuh di hampir semua poster. Sangat mengesankan ide yang ditampilkan, dari poster bertemakan bumi di masa depan, Indonesia yang memegang piala world cup pada tahun 2022, hingga karikatur unik yang menyindir koruptor. Dijamin kalian akan tertawa geli jika melihat poster-poster itu dengan seksama. Rencananya pemenang lomba poster akan diumumkan saat hari terakhir final party Minggu nanti.
walau tegang, tetep nendang.. :D
baca yang lain juga yuk.. :D
Home » Archives for Agustus 2010
Korban BOM Ada di IKCC?
Jangan terkecoh dengan tubuh seakan penuh luka siswi SMAN 1 Puncu. Ide unik mereka memang patut diacungi jempol. Mereka tampil bersama mading berbentuk bom dan puing-puing bangunan yang terlihat gosong, dan tidak ketinggalan costum ala bloody yang sangat mirip dengan korban bom asli. Benar-benar out all.
Hampir semua artikel yang ada di mading dominan red- black tersebut berisikan peristiwa-peristiwa pengeboman. Tak ketinggalan sebuah monitor yang menampilkan video tragedy mariot dan bom Bali. Nampak jelas kepedulian mereka terhadap korban para terorisme tersebut. Memang, peristiwa yang tidak berperikemanusiaan itu patut dikenang.
“Mading Ini terinspirasi dari perpaduan bom Mariot dan bom Bali,” ujar Penica crew mading. Penica mengaku proses pembuatan mading unik itu hanya dalam waktu 15 hari. Tim mading dari SMA Puncu ini juga melakukan treatikal sederhana saat kirab dipembukaan acara final party kemaren.
“Kami berobsesi untuk mendapatkan gelar the best over all tahun ini.” Akunya dengan riang. Selain Penica yang menggunakan costum korban bom, adapula crew yang menggenakan kostum tentara lengkap dengan softgun mainan yang mendukung tampilan mereka.
bom bar dir, BOMBARDIR... DUAR... :D
Hampir semua artikel yang ada di mading dominan red- black tersebut berisikan peristiwa-peristiwa pengeboman. Tak ketinggalan sebuah monitor yang menampilkan video tragedy mariot dan bom Bali. Nampak jelas kepedulian mereka terhadap korban para terorisme tersebut. Memang, peristiwa yang tidak berperikemanusiaan itu patut dikenang.
“Mading Ini terinspirasi dari perpaduan bom Mariot dan bom Bali,” ujar Penica crew mading. Penica mengaku proses pembuatan mading unik itu hanya dalam waktu 15 hari. Tim mading dari SMA Puncu ini juga melakukan treatikal sederhana saat kirab dipembukaan acara final party kemaren.
“Kami berobsesi untuk mendapatkan gelar the best over all tahun ini.” Akunya dengan riang. Selain Penica yang menggunakan costum korban bom, adapula crew yang menggenakan kostum tentara lengkap dengan softgun mainan yang mendukung tampilan mereka.
bom bar dir, BOMBARDIR... DUAR... :D
Label:
a School Contest IV
Juri Datang Badan Tegang
“Lama…..,”keluh sebagian peserta perang mading IV Radar Kediri saat menantikan juri tiba di tempat mereka. Kebanyakan peserta mading ternyata sudah menunggu juri sejak pagi hari dan bersiap-siap untuk menjawab setiap pertanyaan yang mungkin akan terlontar. Ternyata menunggu kedatangan juri menambah ketegangan dibenak mereka. Terbukti saat Pak Astro -salah satu juri mading telah sampai dan terlihat menilai mading yang berada di paling ujung, tim lainnya yang melihat langsung dengan sigap mempersiapkan diri.
Pak Astro mengaku memang penilaian mading kali ini lebih ketat dibandingkan tahun lalu, “Penilaiannya lebih ketat, tapi peserta tahun ini memang lebih kreatif daripada tahun lalu,” tuturnya. Beliau juga mengaku kewalahan menilai mading-mading yang masuk babak final ini. Selain pak Astro ada dua juri lainnya yaitu Pak Hanafi dan Pak Hendro. Tapi kali ini hanya Pak Astro saja yang bertugas.
Saat juri mading menilai, bukan hanya tim mading yang tegang, peserta Flexi School Photograph contest dan Flexi School Photograph juga merasakan efek yang sama. Mereka berlomba mengabadikan moment yang ada dengan kamera dan jurnalnya. “Padahal jurinya nampak kalem, tapi gerogi juga mau wawancara.” aku Deby yang tidak jadi mewawancarai juri tersebut.
Pak Astro mengaku memang penilaian mading kali ini lebih ketat dibandingkan tahun lalu, “Penilaiannya lebih ketat, tapi peserta tahun ini memang lebih kreatif daripada tahun lalu,” tuturnya. Beliau juga mengaku kewalahan menilai mading-mading yang masuk babak final ini. Selain pak Astro ada dua juri lainnya yaitu Pak Hanafi dan Pak Hendro. Tapi kali ini hanya Pak Astro saja yang bertugas.
Saat juri mading menilai, bukan hanya tim mading yang tegang, peserta Flexi School Photograph contest dan Flexi School Photograph juga merasakan efek yang sama. Mereka berlomba mengabadikan moment yang ada dengan kamera dan jurnalnya. “Padahal jurinya nampak kalem, tapi gerogi juga mau wawancara.” aku Deby yang tidak jadi mewawancarai juri tersebut.
Label:
a School Contest IV
Langganan:
Postingan
(
Atom
)