Lebah Punah Pangan Dunia Terancam

Jakarta - Teori Einstein terbukti benar. Kepunahan lebah madu mengancam keamanan pangan dunia. Krisis lebah menciptakan ketakutan di kalangan industri makanan.

Hampir sepertiga hasil pertanian dunia bergantung pada penyerbukan hewan, sebagian besar berada di tangan lebah madu. Makanan tersebut menyediakan materi mineral, vitamin dan anti oksidan bagi tubuh.

Karenanya, jika jumlah lebah menurun drastis, ketahanan makanan ikut terguncang. Fenomena itu dikabarkan akibat parasit atau virus, penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga mengganggu sistem saraf lebah muda serta pengurangan habitat besar-besaran.

Krisis lebah dipandang sebagai keprihatinan serius, termasuk dalam pandangan PBB. Pemberi pinjaman agribisnis Rabobank mengatakan jumlah koloni lebah AS telah gagal bertahan hidup selama musim dingin. Kewaspadaan yang sama juga muncul di Eropa, Amerika Latin dan Asia.

Ilmuwan Albert Einstein pernah mengatakan ungkapan yang membuat masyarakat terhenyak. “Jika lebah menghilang dari permukan bumi, manusia hanya punya kesempatan hidup selama empat tahun.” Seperti skenario kiamat yang berlebihan, ungkap pihak Rabobank.

Tumbuhan jagung, gandum dan padi memang diserbuki angin. Namun penyerbukan hewan sangat penting bagi kacang-kacangan, melon, jeruk, apel, bawang, brokoli, kubis, kecambah, paprika, terong, alpukat, mentimun, kelapa, tomat dan kakao. Tumbuhan tersebut merupakan produk yang paling berharga bagi ekonomi global.

Lebah yang terancam punah sudah mencapai titik berbahaya, keluar dari jalur keteraturan. Bahkan, Amerika Serikat mengklaim keadaan ini sangat ekstrim dibandingkan 1961.

“Petani mulai mengatur produksi panen dengan sedikit koloni lebah. Memang belum ada bukti dampaknya di bidang pertanian namun kita belum tahu soal masa depan yang mengkhawatirkan,” tulis laporan Rabobank.

Rabobank mengatakan koloni lebah AS diperparah dengan masuknya madu Asia yang melemahkan industri Amerika Serikat sendiri. Apalagi, pasokan murah ini semakin gencar sejak 1990.

China juga mengalami masalah yang sama. Pestisida yang digunakan di kebun pir sudah menyapu bersih lebah di kawasan Sichuan pada 1980. Karenanya, petani saat ini menggunakan sistem penyerbukan manual dengan tangan. Sangat menyulitkan mengingat satu koloni lebah bisa menyerbuki bunga hingga 300 meter per hari.

Jerman, Prancis dan Italia telah melarang beberapa pestisida terutama neonicotinoids (semacam tembakau) yang membahayakan keberadaan lebah. Asosiasi Peternak Lebah Inggris menyerukan ulasan aturan pembatasan pestisida karena khawatir negara tersebut benar-benar kehilangan lebah dalam satu dekade terakhir.

Kementerian Pertanian Amerika Serikat via Laboratorium Penelitian Lebah menemukan bukti pestisida dalam jumlah minimum mampu mengurangi kemampuan lebah melawan patogen jamur.

Dokumen Badan Perlindungan Lingkungan Inggris yang sempat bocor di internet menyebutkan clothianidin yang digunakan pada biji jagung sangat beracun karena menimbulkan risiko jangka panjang bagi lebah.

Menurut catatan Rabobank, masyarakat dunia harus memaksa perusahaan makanan dan pupuk menemukan cara meningkatkan hasil panen tanpa membahayakan lebah. Apalagi, 70 juta konsumen membutuhkan materi pertanian setiap tahun.

Jumlah ini terus bertambah sejalan revolusi makanan Asia, kelangkaan air di China dan India serta kebutuhan besar-besaran gandum di Amerika Serikat, Argentina dan Uni Eropa karena materi ini juga dimanfaatkan untuk bahan bakar mobil. Einstein tidak selalu salah. [mdr]

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

silakan berkomentar.. :)