Pembuluh Jantung 3D Bantu Dokter Tangani Pasien

WASHINGTON - Ahli kardiologi akan sangat terbantu dengan kehadiran teknologi baru yang bisa menampilkan gambar pembuluh jantung pada pasien dalam format tiga dimensi (3D).

Software penghasil gambar 3D ini baru diuji untuk pertama kalinya pada pasien. John Carroll, ahli jantung dari University of Colorado, Aurora menyebutkan perangkat ini memang masih dalam tahap awal. Kendati demikian gambar 3D tersebut sudah mampu memenuhi fungsinya untuk membantu tim medis dalam menangani pasien penyakit jantung.

"Ini adalah teknologi yang menjanjikan hal besar," ucap Carroll menyatakan kekagumannya pada perangkat baru tersebut.

Dengan software penghasil gambar 3D, para dokter bisa menaksir dengan cepat dan akurat berbagai informasi yang diperlukan untuk menangani pasien penyakit jantung. Mereka bisa menentukan ukuran panjang dan pola percabangan pembuluh jantung, melihat kondisi jantung dari berbagai angle, serta mengetahui apabila terjadi sumbatan pada pembuluh jantung.

Seperti dilansir AFP, Rabu (27/1/2010), kebanyakan ahli kardiologi saat ini masih menggunakan gambar X-ray dua dimensi yang disorot dari angle berbeda untuk memvisualisasikan pembuluh nadi dan pembuluh jantung di dalam tubuh.

Mereka juga harus menyuntikkan semacam cat dengan warna kontras ke dalam sebuah tabung yang sangat kecil bernama catheter. Tabung ini kemudian dimasukkan kedalam pembuluh pada kaki pasien dan disalurkan ke jantung guna menghasilkan gambar bayangan selama melakukan prosedur investigasi pada jantung.

Lalu bagaimana dengan perangkat yang baru? Meski masih menggunakan sistem X-ray yang telah ada, software baru nyatanya dapat mengurangi pengambilan gambar yang kurang diperlukan serta meminimalisir paparan radiasi terhadap pasien. Dokter pun dapat mempersingkat waktu dalam menganalisa gambar jantung dan cat berwarna kontras pun tidak diperlukan lagi.

Dalam studinya, Carroll dan timnya membandingkan hasil gambar sistem pembuluh jantung versi 2D dengan 3D pada 23 pasien.

"Ini adalah pertama kalinya perangkat tersebut diterapkan pada manusia. Langkah selanjutnya, kami akan mengujinya di berbagai pusat penanganan penyakit jantung di seluruh dunia guna melihat dampaknya terhadap dunia medis," tandas Carroll. (rah)

2 komentar :

  1. keren juga kalo bisa masuk indonesia, pasti jadi semakin mahal deh tarifnya, mengingat teknologi ini mash ada di luar negeri.. :D

    BalasHapus

silakan berkomentar.. :)